Pelatihan Penguatan TPACK Guru Biologi dalam Memanfaatkan Sumber Belajar Luar Sekolah untuk Pembelajaran Biologi berorientasi Sustainability dalam Kerangka Deep learning

Kebijakan pembelajaran mendalam (deep learning) yang diberlakukan oleh Kemendikdasmen mulai tahun ajaran 2025/2026 memberi tantangan tersendiri bagi praktik belajar mengajar di sekolah menengah, tak terkecuali bagi pembelajaran biologi. Pembelajaran mendalam yang menekankan pada pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan (joyful), berkesadaran (mindful) dan bermakna (meaningful) tentu memerlukan persiapan pembelajaran yang matang, termasuk dalam hal seleksi dan strukturisasi bahan kajian biologi yang kontekstual dan inovatif. Kebutuhan ini hanya mungkin bisa dipenuhi oleh guru biologi apabila guru memiliki kepekaan serta kreativitas dalam memanfaatkan segala potensi sumber belajar biologi yang ada di lingkungan sekitarnya. Untuk mendukung kompetensi guru biologi inilah, tim kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Program Studi (Prodi) Sarjana Pendidikan Biologi UNY, yang diketuai oleh Agung W. Subiantoro mengadakan kegiatan Pelatihan Penguatan TPACK Guru Biologi dalam Memanfaatkan Sumber Belajar Luar Sekolah untuk Pembelajaran Biologi berorientasi Sustainability dalam Kerangka Deep learning.

Kegiatan ini merupakan kerja sama antara tim dosen prodi, kelompok profesi guru Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP) Biologi wilayah DI Yogyakarta, serta Kelompok Tani Hutan (KTH) Wanapaksi, Desa Jatimulyo, Kulon Progo. Sebanyak 30 orang guru biologi anggota MGMP Biologi secara aktif mengikuti kegiatan yang dilaksanakan selama tiga tahap, pada 9, 10 dan 17 Juli 2025. Tahap pertama, merupakan kegiatan diskusi pengenalan dan penguatan materi dasar berkaitan dengan prinsip sumber belajar dan bahan ajar biologi, TPACK, prinsip pembelajaran mendalam, experiental learning, serta kajian keberlanjutan (sustainability). Materi-materi dasar ini lantas menjadi bekal bagi guru untuk mengikuti kegiatan tahap kedua, yaitu studi lapangan, eksplorasi dan pengamatan potensi sumber belajar biologi di wilayah Desa Jatimulyo, Kulon Progo. Pemilihan lokasi studi lapangan di Jatimulyo didasarkan pada reputasi Desa Jatimulyo yang telah lama dikenal sebagai desa ekowisata pengamatan burung. Namun demikian, bukan semata potensi pengamatan burung ini saja yang menjadi alasan dasar, melainkan praktik konservasi sumber daya alam yang berorientasi pada upaya keberlanjutan (sustainability) oleh masyarakat, yang selaras dengan fokus tema kajian kegiatan yaitu sustainability. Maka, di samping pengamatan, diskusi praktik baik tentang konservasi dan sustaibility ini pun jadi menu perbicangan yang menarik dengan mitra KTH Wanapaksi, di tahap kedua kegiatan ini. Berbekal wawasan, pengetahuan dan potensi obyek dan persoalan hasil pengamatan di Desa Jatimulyo, guru-guru peserta pelatihan lantas secara mandiri mencoba mengembangkan perangkat pembelajaran biologi berorientasi sustainability, dan didiskusikan bersama pada pertemuan ketiga, sekaligus sebagai tahap diseminasi serta refleksi bersama.

Berdasarkan pelaksanaan dan hasil kegiatan tampak bahwa Bapak dan Ibu guru biologi peserta pelatihan sangat antusias berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan. Di samping beragam perangkat pembelajaran fungsional yang dihasilkan dan didiskusikan bersama, hasil refleksi menunjukkan apresiasi yang sangat positif dari para peserta, serta harapan agar kegiatan serupa dapat diselenggarakan kembali, untuk mendukung penguatan kompetensi mereka. Satu hal penting lain adalah bahwa kegiatan ini telah menjadi salah satu wahana kemitraan yang bersifat mutual antara Prodi Sarjana Pendidikan Biologi dengan kelompok masyarakat di luar kampus.

Foto 1 Foto 2 Foto 3 Foto 4